Berjuang Demi Perekonomian Keluarga di Masa Pandemi
- 2021-02-24
- Author : Anastasia Aprita Lusi Ekanaru
- Views : 9037

Bekerjasama dan saling menghormati membuat rumah tangga Ibu Dewi dan suaminya menjadi tetap harmonis
Ibu Dewi Yuliana Simangunsong (33th) dan suaminya Kristian (29th) memiliki 2 anak yang masih balita. Semula suaminya bekerja di bagian kargo bandara, namun pada situasi pendemi covid-19 ini suaminya tidak bekerja lagi. Dengan 2 anak yang harus tetap mendapat asupan gizi mereka sangat kesulitan untuk mencukupi biaya hidup sehari-hari. Belum lagi rumah yang masih mengontrak yang harus terus dibayar setiap bulannya.
Pada bulan Agustus 2020, OBI memberikan bantuan modal usaha berupa bahan makanan untuk membuat mie gomak, berjualan kecil-kecilan seperti bawang merah, bawang putih, telor serta minuman instant. Ibu Dewi membuat warung kecil dekat rumahnya, dan bukan itu saja ia bahkan berjualan keliling menawarkan barang dagangannya.
“Sangat capek berjualan seperti ini, terkadang saya kurang istirahat namun mau tidak mau saya harus berjuang untuk keluarga kecil saya. Hasil keuntungan berjualan setiap hari Puji Tuhan bisa untuk makan sehari-hari, membayar kontrakan serta membeli susu anak-anak,” ungkap Ibu Dewi saat kami menanyakan tentang kesibukannya setiap hari.
Mengenai kedua anaknya yang masih balita ia mengatakan, “Mau tidak mau anak-anak harus saya tinggalkan di rumah, dan suami saya yang menjaganya setiap kali saya berjualan, apalagi kalau saya keliling menjajakan dagangan saya, kasihan kalau anak-anak harus saya bawa.”
Suami menjaga anak-anak dan berada di rumah setiap hari sementara istri bekerja untuk mencari makan sehari-hari apakah hal itu tidak membuat Ibu Dewi menjadi sombong kepada suaminya dan membuatnya tidak menghargai suaminya? Situasi yang terjadi seperti ini dijawab dengan perkataan Ibu Dewi dalam testimomi saat berkumpul bersama pada kegiatan Training Day, “Saya tetap menghormati suami saya dan menghargai dia sebagai kepala keluarga, namun pada situasi sulit ini saya belajar untuk merendahkan hati saya dan menerima kekuarangannya apa adanya. Saya bekerja sama dengan suami saya, terkadang dia membantu saya untuk pergi ke pasar membeli barang untuk dijual. Dan jika saya capek setiap sore selesai berjualan suami saya akan memijit saya dan hal ini membuat saya merasa nyaman. Saya merasa anak saya terjaga selama bersama suami saya selama saya berdagang. Dan saya tidak berfikir untuk tidak menghargai suami saya karena merasa saya sedang bekerja sama bersama dia dan dia juga mendapat peran yang penting. Namun tetap saya juga selalu mendukung suami saya untuk mencari pekerjaan bagi masa depan kedua anak kami dan tentunya saya juga selalu mendukung didalam doa agar Tuhan bukakan jalan.”
Puji Tuhan dalam keadaan yang tidak mudah Ibu Dewi memiliki pemikiran yang positif bagi suaminya, sehingga rumah tangganya tetap terjaga dengan baik. Hal ini menjadi kesaksian bagi anggota KFT yang hadir saat ia menyampaikan testimony ini.