dr. Dini Praptianti, Perempuan Yang Berkontribusi Bagi Pelayanan Sosial
- 2017-03-08
- Author : Monica Arti Wijaya
- Views : 2686
Selamat Hari Perempuan! Hari ini, 8 Maret 2017 merupakan peringatan Hari Perempuan Sedunia. Tema yang diangkat tahun ini yaitu #BeBoldForChange yang berarti perempuan membawa perubahan bagi dunia. Membahas tentang perempuan, tahukah anda bahwa ada fase perubahan yang signifikan antara perempuan di jaman dahulu dan perempuan di jaman sekarang.
Zaman dahulu, pola patriarki yang masih sangat kental membuat perempuan seolah dijadikan sebagai gender kelas dua setelah kaum laki-laki, meski pada dasarnya setiap manusia setara. Sebagian besar perempuan dipaksa untuk tunduk pada kodrat yang diciptakan oleh masyarakat itu sendiri. Hal itu membuat para perempuan tidak mendapatkan kesempatan untuk berpolitik, mendapat pendidikan atau memberikan kontribusi bagi pembangunan suatu negara.
Meski begitu, seiring berjalannya waktu, dunia semakin berkembang. Modernitas membawa kesetaraan gender menjadi isu penting yang patut dipikirkan, tentang ketidakadilan yang dianggap sebagai pembatas bagi kaum perempuan.
Dengan kesadaran masyarakat masa kini tentang hal itu, pola patriarki sedikit demi sedikit mulai ditinggalkan, sehingga tak sedikit dari kaum perempuan di zaman sekarang mendapat kesempatan untuk berkontribusi bagi masyarakat di berbagai bidang.
dr. Dini Praptianti adalah perempuan berdarah Jawa yang kini menjadi salah satu wanita yang banyak memberikan kontribusi bagi masyarakat di bidang medis. Setelah lulus dengan gelar sarjana kedokteran, pada tahun 2006 ia mendedikasikan dirinya untuk melayani masyarakat prasejahtera dengan bergabung bersama Tim Medis dari Yayasan Obor Berkat Indonesia (OBI).
Di Klinik OBI, ia aktif melayani masyarakat prasejahtera yang membutuhkan bantuan medis untuk menangani berbagai sakit penyakit. Di samping itu, ia juga ikut terlibat dalam berbagai program seperti Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi balita gizi buruk dan gizi kurang, serta kampanye kesehatan melalui berbagai penyuluhan yang diselenggarakan OBI bagi masyarakat luas.
Berkontribusi di dalam masyarakat merupakan keinginannya sejak ia masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD). Meski sempat bercita-cita menjadi pengacara dengan tujuan untuk menciptakan keadilan di tengah masyarakat, cita-cita itu kemudian berubah saat ia berada di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA). Ia ingin menjadi seorang dokter dengan tujuan untuk membantu orang-orang sakit, khususnya mereka yang tak mampu mengeluarkan biaya untuk pengobatan.
Meski tumbuh di lingkungan dengan budaya patriarki yang cukup tinggi, ia berusaha mengubah pola itu dengan membuktikan bahwa perempuan juga memiliki kesempatan untuk membawa pengaruh dalam masyarakat, bahwa perempuan setara dengan laki-laki.
“Saya percaya bahwa perempuan itu setara dengan laki-laki, sama-sama manusia dan juga punya kesempatan yang sama untuk melakukan sesuatu, bahkan mungkin dengan hasil karya yang lebih baik. Meskipun saya tumbuh di lingkungan yang cukup patriarkis, dengan pandangan bahwa wanita hanya perlu di rumah, menikah dan punya anak, saya selalu saja percaya bahwa perempuan juga perlu pendidikan, perempuan juga bisa membawa sebuah perubahan,” ungkapnya.
Melayani orang lain khususnya masyarakat dari golongan prasejahtera memiliki arti yang sangat dalam baginya. Baginya, melayani berarti panggilan hati untuk membantu dan mengasihi sesama manusia. Kepuasan yang tak ternilai itulah yang ia rasakan saat berhasil memberikan pertolongan, khususnya bagi mereka yang ternyata benar-benar membutuhkan pertolongan.
Dalam banyak kasus, ia seringkali menemukan pasien dengan kondisi penyakit yang sudah cukup kronis dikarenakan keterlambatan penanganan medis. Penyebabnya yaitu lemahnya kondisi ekonomi pasien yang membuat mereka tak berani untuk memeriksakan kesehatan dan berobat ke rumah sakit. Salah satu kasus yang sering ia temui yaitu pasien dengan diabetes dan kanker yang sudah berada pada stadium tingkat akhir.
Ia menyadari bahwa saat ini masih ada beragam persoalan yang harus dituntaskan. Diperlukan lebih banyak lagi orang yang peduli dan mau mendedikasikan diri bagi persoalan sosial yang terjadi di negara ini dengan ketulusan hati.
“Saya berharap, semoga akan lebih banyak lagi perempuan yang sadar bahwa mereka juga memiliki kelebihan, bahwa kelebihan mereka bisa bermanfaat untuk banyak orang, tidak hanya di dalam keluarga. Saya juga berharap bahwa pemerintah dan masyarakat luas tidak memandang sebelah mata para perempuan dan lebih memberikan kesempatan perempuan untuk lebih mewujudkan kelebihan untuk hal-hal positif. Saya berpesan bagi setiap perempuan untuk tidak takut dan tidak menyerah, sebab, kita bisa melangkah dengan baik jika memiliki kemauan,” tutupnya.