Klinik OBI Lippo Cikarang Tangani Anak Gizi Buruk
- 2016-09-07
- Author : Monica Arti Wijaya
- Views : 2553
Keadaan Muhammad Rasya, salah satu pasien klinik OBI terbilang cukup memprihatinkan. Bagaimana tidak? Usianya 2 tahun, namun ia belum mampu berjalan maupun berbicara. Saat datang berobat ke Klinik OBI bersama kedua orangtuanya, Rasya mengalami sesak nafas dengan wajah yang sangat pucat. Ia segera ditangani oleh dokter dengan memberikan nebulizer untuk mengurangi sesak nafas yang dialaminya.
“Rasya juga mengalami keluhan diare terus menerus, gusi berdarah bahkan berat badan yang tidak seimbang. Normalnya anak usia 2 tahun memiliki berat setidaknya 12 kilogram, tetapi berat badan Rasya hanya 8 kilogram, sehingga dapat dikatakan bahwa Rasya masuk dalam kategori balita gizi kurang,”Ungkap dr Dini Praptianti, dokter umum klinik OBI.
Hari berikutnya Rasya menjalani pemeriksaan laboratorium. Melalui pemeriksaan tersebut, Rasya positif didiagnosa mengalami TBC aktif, sehingga harus menjalani terapi pengobatan OAT yang akan diberikan selama 9 bulan hingga 1 tahun. Disamping itu untuk memperbaiki gizi dan meningkatkan perkembangan tubuh Rasya, klinik OBI juga memberikan 5 box bubur kemasan @120 gram serta 1 box susu bubuk kemasan 400 gram.
Menurut penuturan dr Dini, masalah kesehatan yang dialami Rasya diakibatkan oleh kurangnya pengetahuan orang tua tentang jenis-jenis makanan bernutrisi yang seharusnya diberikan. Disamping itu, kurangnya pemberian ASI ibu juga menjadi salah satu pemicu terganggunya perkembangan anak balitanya.
Di bulan September, klinik OBI Cikarang telah menerima setidaknya 3 pasien anak balita dengan masalah gizi kurang. Masalah tersebut dipicu karena kurangnya pengetahuan orang tua tentang makanan bernutrisi yang tepat bagi balita. Dari ketiga pasien gizi kurang, seluruhnya didiagnosa mengalami TBC dan memerlukan terapi intensif Tuberkulosis.
“Masalah seperti ini sangat serius dan perlu ditangani dengan tepat, terutama orang tua perlu mendapatkan pengetahuan tentang makanan bernutrisi yang wajib diberikan untuk anak. Kami akan terus memantau perkembangan pasien setiap bulannya dengan memberikan susu dan bubur. Tetapi jika keluhan diare masih terus berlanjut, maka kami sarankan pasien untuk dirawat secara intensif di Rumah Sakit. Kami berharap pasien dapat ditangani dengan baik dan kembali sehat,” tambahnya.