Rasa Kecewa Cinta Terhadap Ayahnya Berubah Menjadi Pemulihan
- 2023-11-16
- Author : Lidya Dwi Apriliani
- Views : 122

Keseharian Cinta hanya dipenuhi dengan belajar di PKBM OBI Tanah Merah dan membatik di SoL Perjuangan, Rawasengon.
Cinta saat ini sudah berumur 17 tahun, sejak kecil dia selalu merasakan kecewa pada ayahnya. Karena ayahnya tidak bekerja, cenderung malas dan sering marah tanpa alasan yang jelas. Meskipun banyak pekerjaan yang bisa dilakukan, ayahnya lebih suka tidur dan bermalas-malasan di rumah. Ketika ditegur, ayahnya akan marah-marah. Ibunya bekerja serabutan dan kakaknya bekerja jadi karyawan swasta. Jadi pemenuhan kebutuhan sehari-hari dilakukan oleh kakak dan ibunya.
Kekecewaan Cinta semakin bertambah ketika dia mengajak ayahnya untuk beribadah ke gereja, tapi dia menolak dengan keras. Ayahnya selalu berkata, "Buat apa pergi ke gereja, yang penting aku hidup aman." Kalimat itu seperti mantra yang terus diulang setiap kali diajak ke gereja, dan itu menanam benih kebencian di hati Cinta.
Namun, di tengah-tengah kebencian yang terus tumbuh, Cinta mengalami proses pemulihan saat penyampaian materi tentang "Self Awareness." Kesempatan ini membuka matanya untuk menyadari dan memahami dirinya sendiri, terutama dalam mengendalikan emosi. Saat sesi konseling, dia mendapatkan dukungan dari ayat Filipi 4:6. Di momen inilah,Cinta menceritakan kepahitan dan kecewanya terhadap ayahnya sambil berlinang air mata. Doa-doa pun ia dipanjatkan, tidak hanya untuk Cinta tetapi juga untuk keluarganya, terutama ayahnya agar mendapatkan pekerjaan dan hati ayahnya dilunakkan. Pada saat itu juga Cinta memilih untuk memaafkan dan yakin bahwa kuasa doa akan membawa pemulihan bagi keluarganya, serta mengubah hati sang ayah.
Hingga suatu hari, doa-doa Cinta dijawab oleh Tuhan. Ayahnya mendapat pekerjaan sebagai supir angkot Jaklingko. Lewat pekerjaannya itu, ayahnya juga dapat melakukan pelayanan di gereja dengan membantu transportasi untuk kegiatan-kegiatan di gereja. Setelah berbicara hati ke hati bersama Cinta, ayahnya pun akhirnya mau lebih rajin pergi beribadah.
Pemulihan keluarga Cinta menjadi bukti nyata bahwa dengan kekuatan doa dan kepercayaan, setiap situasi sulit bisa diatasi. Perubahan besar terlihat pada ayahnya, yang kini berusaha memenuhi kebutuhan keluarga dengan penuh tanggung jawab. Cinta menyadari betapa pentingnya mengampuni dan berserah kepada Tuhan dalam menghadapi setiap masalah. Melalui pengalaman sulit itu, Cinta berhasil mengubah rasa kekecewaannya menjadi rasa syukur.
Bantu ciptakan masa depan cerah anak-anak melalui pendidikan berkualitas bersama OBI. Hubungi kami melalui : WA : 0859 2121 3434 (Linda Dewi) dan Yay. Obor Berkat Indonesia - BCA - A/c. 522 0309 292 untuk memberikan dukungan Anda dan menjadi bagian dari perubahan positif dalam dunia pendidikan