Eksperimen Ember

  • 2015-02-12
  • Author : Diana Lidya
  • Views : 3824
Edisi 27-Eksperimen Ember

Seorang guru bersemangat mengawali sesi mengajarnya di dalam kelas dengan berkata, "Sekarang waktunya kuis!".

Seraya meletakkan sebuah ember kosong di atas meja, lalu mengisinya dengan bongkahan batu sebesar kepalan tangan. Diisinya terus sampai penuh hingga tidak ada lagi bongkahan batu yang cukup untuk dicemplungkan ke dalam ember.

Guru bertanya kepada murid-muridnya, "Menurut kalian, sudah penuhkah ember ini?"

Semua murid serentak menjawab, "Sudah!"

Sang guru tersenyum dan bertanya lagi, "Sungguh kalian yakin ember ini sudah penuh?" Serta-merta dia mengeluarkan sekantong kerikil dan pasir, lalu langsung menuangkannya ke dalam ember tadi sehingga kerikil-kerikil dan pasir-pasir itu turun mengisi celah-celah kosong diantara bongkahan batu.

Kembali sang guru bertanya pada murid-muridnya, "Nah, bagaimana sekarang, ember ini sudah penuh belum?"

Kali ini kelas menjadi hening, lama tak satupun murid menjawab. Hingga ada satu suara ragu-ragu menyahut, "Mungkin belum penuh..."

Sembari tersenyum penuh arti, sang guru meraih sebuah botol dan langsung menuangkan isi airnya ke dalam ember sampai meluap ke bibir ember, ia pun bertanya, "Tahukah kalian apa maksud eksperimen ini?"

Murid-murid hanya diam menggeleng sambil saling berpandangan dengan ekspresi ingin tahu dan kembali menatap sang guru.

"Silahkan kalian coba masukkan material-material tadi ke dalam ember kosong yang sama tapi dengan urutan terbalik, yaitu mulailah mengisinya dengan air lalu kerikil-kerikil dan pasir, kemudian terakhir masukkan semua bongkahan batu besarnya, kemudian perhatikanlah bagaimana hasilnya di dalam ember itu!"

 

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Apa sebenarnya "Batu Besar" di dalam hidup kita? Hal apa yang TERpenting dan TERutama yang harus kita masukkan terlebih dulu ke dalam "ember kosong" hidup kita agar kemudian bisa diisi penuh dengan semua hal penting lainnya?

Apakah kita justru cenderung menghabiskan waktu mengisi "ember kosong" dengan kerikil-kerikil dan pasir terlebih dulu sampai penuh dan malah menyita seluruh ruangan dalam ember, tidak menyisakan lagi tempat di dalamnya untuk menaruh ”Batu Besar”-nya ?

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Tags : Miscellaneous
Share this article :
https://www.oborberkat.com/patner/donation.html